Selasa, 19 Agustus 2014
Luka akibat racun tomcat tidak berbahaya
Akhir-akhir ini serangga tomcat menjadi pembicaraan hangat di masyarakat. Luka yang disebabkan racun serangga ini memang terlihat menyeramkan, namun ternyata tidak seberbahaya kelihatannya.
Ditemui Selasa (27/3) kemarin, Dokter Spesialis Kulit dr. A.A.G.P. Wiraguna, SpKK (K) memaparkan luka yang disebabkan racun dari serangga tomcat ini termasuk Dematitis Iritan Kontak. "Jadi sakitnya bukan karena digigit oleh serangga tetapi kontak dengan racun yang dikeluarkan oleh serangga tersebut," ujar Wiraguna. Sakit kulit jenis Dematitis kontak dibagi atas dua yaitu dematitis kontak iritan dan dematitis kontak alergi. Kalau kontak alergi hanya orang tertentu yang bisa kena. Namun untuk kontak iritan, siapa saja yang kena racun pasti timbul lukanya seperti halnya racun pada serangga tomcat ini.
Ciri-ciri dematitis kontak iritan adalah perih, panas dan sakit serta muncul gelembung air jika kasusnya berat. Perbedaan dengan kontak alergi adalah ciri-cirinya gatal dan merah. "Perbedaan lainnya, kontak iritan, jika lukanya dipegang oleh tangan, racun akan mengenai kulit tangan dan menimbulkan luka. Apabila tangan yang ada racunnya memegang bagian kulit lain, maka akan mengenainya juga," jelas Wiraguna.
Oleh karena itu tidak disarankan untuk menggencet hewan ini atau memegangnya dikarenakan racun akan dikeluarkan serangga apabila merasa dirinya terancam. Cara lebih tepat jika digigit serangga jenis tomcat adalah dengan menyentilnya lalu kemudian mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Luka akibat racun tomcat sama sekali tidak berbahaya dan bisa diobati. Pengobatan bisa dengan diberikan salep, steroid dan antiradang. Jika lukanya dalam dan sakit bisa diberikan obat antisakit. "Luka boleh dicuci jika sudah diobati, setidaknya sehari setelah mendapatkan pengobatan," tutur Wiraguna. Pencucian luka apalagi dengan digosok tanpa diobati berpotensi untuk menyebarkan racun ke bagian kulit lainnya.
Wiraguna juga menyarankan jika luka akibat racun tomcat mengering, jangan dikorek-korek untuk mengindari terjadi bekas luka yang dalam.
Racun pada tomcat ternyata banyak juga dimiliki serangga terutama yang hidup di persawahan seperti kupu-kupu putih. "Jadi gejala luka pada tomcat umum terjadi akibat serangga yang memiliki racun. Sehingga sebenarnya bukan hanya tomcat yang berpotensi mengakibatkan luka. Sakit peradangan kulit karena racun serangga dikenal juga dengan nama Dematitis Veneta," paparnya.
Sebagai pengetahuan, gejala racun tomcat pada kulit nyaris tidak bisa dibedakan dengan penyakut herpes soster karena gejalanya hampir sama yaitu timbul bercak kemerahan serta timbul gelembung air. Perbedaannya adalah, luka herpes soster bergerembol dan gelembung air timbul tetapi sesuai dengan jalannya saraf. "Luka herpes soster munculnya asimetris. Jika terkena bagian kanan tubuh, maka akan timbul di bagian kanan saja," imbuh Wiraguna. (san)
# Balipost
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar